Memanfaatkan Lahan Pekarangan diPerkotaan, Penuhi Kebutuhan Pangan Mandiri
Ide bercocok tanam di wilayah perkotaan dengan tempat yang terbatas (Urban Farming) sekarang ini tengah terus-menerus di gaungkan oleh Pemerintah Kota Semarang. Dimana lewat ide urban farming itu, warga diinginkan masih produktif walau mempunyai kekurangan tempat pertanian. "Urban farming adalah pekerjaan yang positif serta masih produktif selama saat epidemi ini sekaligus juga berguna untuk keberlangsungan pangan warga. Kita terus dorong, supaya masih jadi lumbung pangan buat warga. Itu penyebabnya, urban farming harus terus ditingkatkan, supaya tumbuh cepat.
Mencari Situs Slot Yang Amanah |
Tetapi, ini harus dibantu dengan kesabaran serta pendayagunaan warga di daerah semasing," tutur dari Pak Udrekh sebagai Ketua BNPB RI disela panen sayuran bersama-sama Barisan Wanita Tani (KWT) Sekar Wangi Kuningan Semarang serta Peserta KKN Tematik Kampus PGRI Semarang , Kelurahan Kuningan, Senin (7/9). " Tempat Seluas apa saja dengan situasi seperti apa saja bisa diproses jadi tempat yang masih produktif. Oleh karena itu, keinginannya warga bisa memakai pekarangan tempat tinggalnya dapat dibuat untuk tempat pertanian ditengah-tengah Perkotaan, bila tidak ada tempat berbentuk tanah warga dapat memakai dengan cara penanaman Polybag, hidroponik, sampai aquaponik. hal itu, perlu didorong untuk usaha memberikan dukungan ketahanan pangan dari lingkungan masing - masing.
Selanjutnya Pak Udrekh Dan kelompokya mengapreiasi positif kesuksesan KWT di Kelurahan Kuningan, Kecamatan Semarang Utara, dalam pengendalian tempat pertanian di lingkungan mereka, hingga sukses memanen bermacam sayur, berbentuk terong, tomat, sawi, cabai sampai bayam, Kecuali panen sayur mayur, untuk bentuk kepedulian pada warga seputar karena epidemi Covid-19, peserta KKN Tematik UPGRIS dan KWT Sekar Wangi membuat pekerjaan "Rack Pangan (Lumbung Pangan)".
Berbentuk pembagian sayuran hasil panen serta sembako , buat warga yang terpengaruh covid-19.
Tanpa ada meremehkan prosedur kesehatan, ketertarikan masyarakat yang ada untuk menukarkan coupon juga benar-benar baik.
Mereka masih menggunakan masker serta jaga jarak aman supaya terlepas dari virus Covid-19 , waktu menukarkan coupon sembako mereka.
"Kita lakukan panen teratur sekitar 2 kali dalam satu bulan. Alhamdulillah, kesempatan ini langsung dapat didatangi oleh Bapak BNPB RI dan Kelompok Dari Kampus PGRI Semarang ," jelas Ketua KWT Sekar Wangi, Nurgiyanti.
Di dalam perubahannya, menggamit beberapa Stake Holder, untuk meningkatkan serta menggerakkan semangat Urban Farming. Termasuk juga beberapa Mahasiswa KKN Tematik Kampus PGRI Semarang ( UPGRIS ).